Kamis, Maret 31

Trik Kendalikan Emosi di Tempat Kerja

Emosi bisa tersulut di mana saja dan pada saat tak terduga. Salah satunya di di kantor ketika Anda di kelilingi stres.

Dibandingkan pria, wanita lebih emosional. Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio, penulis 'The Girl’s Guide to being a Boss' yang menyebutkan, atasan wanita umumnya banyak mendapat kritikan karena terlalu emosional sehingga terkesan kurang profesional. Padahal bisnis adalah bisnis, usaha yang dibangun melalui sebuah kebersamaan sejumlah individu yang memiliki gaya dan kepribadian berbeda-beda.


Dalam bukunya, kedua penulis itu mengungkapkan, hal-hal yang paling membuat karyawan wanita, terutama yang menduduki posisi atas, emosional adalah ketika memutuskan untuk merekrut, memecat, mengevaluasi, dan mempromosikan karyawan.

Ketika mengevaluasi misalnya, manajer yang baik seharusnya memperhatikan kelebihan dan kekurangan karyawan. Saat menemukan karyawan dengan kinerja di bawah rata-rata, ada dua pilihan yang bisa diambil. Memecat atau memberikan mereka kesempatan lagi.

Berbicara soal pemecatan bukanlah perkara enteng, karena memecat bisa berarti mengambil kelangsungan dan kesejahteraan kehidupan seseorang, bahkan mungkin kehidupan keluarganya. Emosi pasti akan ikut bermain di sini.

Agar pemimpin wanita mampu mengelola emosi di berbagai kondisi, berikut tipsnya:

1. Utamakan kepentingan lebih besar (perusahaan)
Perasaan selalu menghasilkan sesuatu yang subyektif karena kerap ditunggangi perasaan like and dislike, atau kepentingan pribadi. Padahal untuk membuat sebuah kebijakan yang profesional dan tepat, dibutuhkan penilaian dan pertimbangan secara proporsional, tidak memihak, dan lepas dari segala kepentingan pribadi, kecuali kepentingan perusahaan.

2. Gunakan pikiran logis
Pikiran menghasilkkan sesuatu yang objektif, karena orang yang menggunakan pikiran akan melihat persoalan dari semua sisi dan berdasarkan fakta serta realita, bukan berdasarkan apa yang dia rasakan. Karenanya, orang yang memutuskan dengan berdasarkan pemikiran, akan menghasilkan kebijakan dan tindakan yang jauh lebih baik dan tidak emosional.

3. Berlatih konsisten
Biang kekisruhan, salah satunya sikap tidak konsisten. Sikap ini bahkan dapat membuat sesuatu yang seharusnya lancar dan benar, menjadi sebaliknya. Itu sebabnya konsistensi dapat menjaga seorang pemimpin dari kemungkinan bertindak secara emosional.
Previous Post
Next Post

0 komentar: